dua hari setelah itu semua
ku coba tuli,setuli yang ku bisa
ku coba buta,sebuta yang ku bisa
namun,pikiran ini tak pernah lelah menggambarkan dirinya dalam imajiku
menatap ia di pagi buta, ditengah khusyuknya doa
membuat hanya terdiam dan merenung
mengingat kamu bersamanya dia
dia yang mencoba menggantikan aku
atau, memang aku sudah tergantikan
aku sedikitnya mengetahui akan yang kau mau
hanya menganggap dia sebagai teman
ingin tetap berteman dengan dia
tapi,apa kamu tahu apa yang ia mau ?
setidaknya,aku sebagai pria mengerti maksud darinya
ingatkah dahulu, kau juga berkata aku ini temanmu
sebelum, apa yang terjadi akan kita semakin menguat
hingga,saat ini aku dan kau berjalan sendiri
aku ingin dapat mengerti dirimu
aku ingin dapat terus bersahabat denganmu
tanpa kebencian dan permusuhan antara kita
maaf karena aku terlalu begitu mudah menudingmu
namun sebenarnya tak dapat ku mengerti, adalah dia
akan apa yang dia mau
akan apa yang dia rasa
apakah, manusia seperti itu tak mengerti akan seorang sahabat ?
apakah, manusia seperti itu tak menghargai sisa kasih sayang ku pada dirimu ?
apakah, yang begitu masih sanggup di anggap manusia ?
apakah, salah aku menganggapnya 'teman'ku ?
" untuk salah satu sahabatku, MANDIRI..
sekarang aku tahu akan yang dahulu kau rasa tentang 'kepompong'
rasa sakit dan panas amarah yang ingin segera meledak
namun,sepertinya aku bukan engkau yang sabar untuk tetap terdiam
namun,akupun bukan binatang yang cepat main tangan untuk suatu masalah
ku akan coba jalani ini seperti engkau
agar, dentungan waktu yang akan memberi tahuku akan yang terjadi "
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar