untuk engkau anonim - anonim yang tak jelas siapa
dan mengapa terus mencorat coret, tempat aku berbagi kisah
lebih baik kau diam, walau ku tak tahu kau siapa
dan aku tak ingin tahu itu
kau begitu mudah berbicara diatas goresan tinta atas luka
kau mencela dan mencemooh tulisan yang ku tulis seiring tetesan air mata
tak mengerti apa kau bodoh atau kau salah satu orang tak punya kenangan
dan aku memang tak ingin mengerti akan engkau
lebih baik kau diam, dan terus membaca jika kau masih ingin
sebenarnya,tidak seharusnya aku bicara seperti ini
atau menghiraukanmu yang begitu memuakkan
tapi,sepertinya..
lebih baik kau cari jodoh yang masih tersisa untukmu
jika kau tak pernah punya kenangan bersama
atau mencari jodoh yang rasional dan tak membuat manusia membencimu
jika kau binatang kanibalisme tak berotak
atau mencari pasangan lain yang lebih bisa kau banggakan di khalayak banyak
jika memang pasanganmu sangat amat minus dimata manusia
atau segala-gala hal lain yang lebih dapat membuatmu lebih baik
dibanding mengkritisi buku orang lain dengan coretan tak jelas
arah lain
harusnya ini menjadi hitungan hari menyambut tahun kebersamaan kami
nanti saat jam berdenting pukul 17 : 17
di robekan sisa kalender tanggal 19
yang harusnya ramai dengan senyum dan gembira bahagia
kini hanya menjadi mimpi yang kejam menusuk hati
biarkanlah dia menjadi dia bersama dunianya
dan aku menjadi aku dengan duniaku
karena rasa sakit nan pilu
telah terkubur mati abadi dalam hati
dan tak mungkin ku buka kembali
hanya untuk sekelibat melihat luka lama yang masih terbelanga perih
biarkan waktu dan segala ramuan obat membuat kami menjadi lebih baik
sedangkan hembusan pasir yang menerpa seiring hembusan angin
menjadi kerikil kecil yang terus menyiksa diri sedikit demi sedikit
sosok aku dalam dia, mungkin akan segera terganti
dan sosok ia dalam aku, semoga akan cepat berganti
walau kini ia tak tahu yang ku rasa, dan aku pun begitu sebaliknya
putaran jarum jam tak akan berhenti hanya untuk menunggu kami
kami pun harus berlari dengan arah sendiri
agar dapat bahagia yang lain, yang mungkin jauh lebih baik
nanti saat jam berdenting pukul 17 : 17
di robekan sisa kalender tanggal 19
yang harusnya ramai dengan senyum dan gembira bahagia
kini hanya menjadi mimpi yang kejam menusuk hati
biarkanlah dia menjadi dia bersama dunianya
dan aku menjadi aku dengan duniaku
karena rasa sakit nan pilu
telah terkubur mati abadi dalam hati
dan tak mungkin ku buka kembali
hanya untuk sekelibat melihat luka lama yang masih terbelanga perih
biarkan waktu dan segala ramuan obat membuat kami menjadi lebih baik
sedangkan hembusan pasir yang menerpa seiring hembusan angin
menjadi kerikil kecil yang terus menyiksa diri sedikit demi sedikit
sosok aku dalam dia, mungkin akan segera terganti
dan sosok ia dalam aku, semoga akan cepat berganti
walau kini ia tak tahu yang ku rasa, dan aku pun begitu sebaliknya
putaran jarum jam tak akan berhenti hanya untuk menunggu kami
kami pun harus berlari dengan arah sendiri
agar dapat bahagia yang lain, yang mungkin jauh lebih baik
Langganan:
Postingan (Atom)