aku yang dulu menyerah
dan menggambarkan semua amarah ku
sehingga sang bajingan cilik kembali muncul dalam benakku
kini ku sadar
saat pikiran dewasa ku muncul
dan membuatku tenang dalam cintamu
tak seharusnya,
cinta itu bagai panggung perubahan
sekalipun fakta menyakitkan yang ditemukan
mungkin lebih baik menjalin persahabatan sederhana
dibanding membangun sebuah permusuhan yang kokoh
kedewasaan yang menguasaiku kini
membuat ku sadar bahwa seorang peri yang ku anggap dulu telah menjadi iblis
ternayata masihlah seorang peri...
namun,memang ini bukan waktuku tuk memilikinya
lebih baik aku melihat dirinya tertawa dengan orang lain
meskipun itu menyakitkan
daripada melihatnya menangis dengan semua dilema
mungkin mulai kini harus ku buka diriku
tuk bisa menerima manusia apa adanya
dan mengerti,persahabatan jauh lebih baik daripada sebuah perkelahian
yang belum tentu berhujung
Langganan:
Postingan (Atom)